Lihatlah,
badan sekecil itu berkeringat
mengais makan di ladang sampah
menghirup wangi busuk tak perduli
Lihatlah,
badan sekecil itu terhenyak
menatap gedung tinggi menjulang di batas pandangnya
berharap masuk, rasakan kemewahannya
Lihatlah,
badan sekecil itu berkeliaran
mainkan sembarang alat iringi lantunan vokal falsnya
siratkan keperihan hati
Lihatlah,
badan sekecil itu termangu
memandang mobil mewah berlalu-lalang tepat di matanya
membayangkan sejuknya di dalam sana
Lihatlah,
badan sekecil itu tak beralas kaki
biarkan aspal hitam memakan kulitnya
demi selembar rupiah untuk ditukar sebungkus nasi
Lihatlah,
badan sekecil itu
mestinya dia duduk mengais ilmu
berkelahi dengan waktu menggapai cita
Lihatlah, lihatlah …
Bangsaku, Negeriku begitu kaya namun tetaplah miskin
anak-anak bangsa ini menjerit keperihan
harapkan mimpi dan bahagia menjemput untuk mereka rajut
Dimanakah nuranimu Indonesiaku.
Ditulis pertama kali di sebuah kamar, tanggal 16 Agustus 2003.